Sejak awal 2023, dalam beberapa kesempatan, saya dan beberapa pegiat dari Cita Tanah Mahardika silih berganti mengunjungi sebuah pulau di Kepulauan Tanakeke, Takalar. Pulau itu dinamai Pulau Satangnga. Sebagian besar kunjungan ke pulau ini adalah untuk keperluan belajar bersama mengenai ragam penghidupan masyarakat di pesisir dan pulau-pulau kecil.
Salah satu pelajaran yang bisa saya refleksikan adalah proses belajar dan bertumbuhnya suatu organisasi perempuan yang sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga. Organisasi itu bernama Passe’reanta, dan berikut adalah beberapa cerita berdasarkan pengalaman saya menemani proses belajar Passe’reanta dalam mengelola produksi rumahan dan pengembangan unit usaha kecil-kecilan tersebut.
Mengenal Passe’reanta
Passe’reanta merupakan sebuah organisasi rakyat yang dibentuk di Pulau Satangnga, Kecamatan Kepulauan Tanakeke, Takalar. Sebagian besar penggeraknya merupakan perempuan dengan latar belakang keluarga nelayan. Nama Passe’reanta sendiri berasal dari bahasa Konjo-Makassar yang berarti Persatuanta’ atau “Persatuan kita”. Organisasi ini menyatukan sebagian besar perempuan atau ibu-ibu dan pria dewasa ke dalam organisasi produksi skala rumahan sebagai respon atas kondisi sosial dan ekonomi mereka di pulau.
Meski begitu, pada mulanya, Passe’reanta bukan sekadar organisasi produksi saja, namun juga organisasi yang berupaya membangun kembali kepedulian bersama atas kondisi lingkungan pulau itu sendiri.
Passe’reanta saat ini tengah mendorong ekonomi alternatif atau sumber-sumber penghidupan tambahan bagi penggerak-penggeraknya. Sejauh ini mereka telah membuat beberapa produk yang bahan dasarnya masih tersedia di pulau. Salah satu produknya adalah VCO (Virgin Coconut Oil) yang terbuat dari bahan baku kelapa. Produk VCO itu dikemas pada botol kemasan berkapasitas 100 ml. Saat ini Passe’reanta juga telah punya desain kemasan sendiri.
Produk VCO Passe’reanta sendiri dianggap memiliki berbagai macam manfaat dan khasiat bagi tubuh, seperti mencegah darah tinggi, mencegah penyakit liver, mencegah kanker, membantu menurunkan berat badan, menjaga stamina tubuh, dan menjaga kesehatan jantung, hingga membantu perawatan kulit dan rambut.
Sementara itu, ada beberapa produk lain yang juga tengah dikembangkan Passe’reanta, yaitu kripik sukun. Produk yang bahan baku dasarnya adalah buah sukun, buah yang cukup tersedia juga di Pulau Satangnga, pohon-pohonnya ada banyak dan menjulang tinggi di sekitar rumah-rumah warga. Selain itu, ada juga Salonde, makanan sejenis abon yang berbahan baku kelapa dan daging ikan.
Hal-hal yang Membahagiakan
Tiga bulan lalu di Pulau Satangnga, dalam sebuah pertemuan rutin, Passe’reanta mengulas beberapa keberhasilan yang telah dicapai dan menyampaikan kebahagiaan-kebahagiaan yang dirasakan sejauh ini, terutama sejak merumuskan rencana-rencananya pada awal tahun ini.
Saat itu, Passe’reanta telah melakukan lima kali proses produksi VCO dan dua kali proses produksi untuk produk yang baru mereka kembangkan, yaitu Salonde. Dari semua proses itu, menurut penggerak-penggerak Passe’reanta, produksi dan penghasilannya mengalami pertumbuhan. Proses itu mereka lakukan secara mandiri. Bahkan biaya-biaya produksi yang digunakan berasal dari dana yang dihemat dari kegiatan sebelumnya, yaitu sisa dana konsumsi kegiatan pertemuan-pertemuan. Hasil dari penghematan itu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk keperluan produksi.
Beberapa hal yang juga dianggap mengalami perbaikan adalah berfungsinya struktur organisasi dalam berkegiatan. Peran ketua misalnya, dianggap telah memimpin dan membangun komunikasi di antara mereka. Sekretaris juga telah melengkapi berkas-berkas administrasi yang dibutuhkan Passe’reanta. Bendahara melalui praktik pembukuannya memudahkan organisasi dalam mengatur keuangan. Penggerak-penggerak yang lain dengan peran masing-masing pun dapat saling bekerja sama dalam menjalankan kegiatan organisasi.
Passe’reanta juga telah menyusun rencana-rencana produksi yang didukung dengan kalender produksi. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan penggerak-penggerak Passe’reanta sendiri, mereka menentukan musim-musim yang dianggap baik untuk melakukan proses produksi dalam satu tahunnya.
Pelajaran ini juga diambil dari pengalaman-pengalaman produksi yang gagal di musim-musim tertentu. Seperti tingkat kegagalan membuat VCO jauh lebih besar di musim hujan dibanding musim kemarau. Dengan begitu, Passe’reanta menjadi sangat terbantu dalam merencanakan dan mempersiapkan proses produksi di waktu yang cocok untuk masing-masing produknya.
Di sisi lain hal-hal membahagiakan tumbuh mengiringi keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai tadi. Keterlibatan dan kehadiran penggerak-penggerak Passe’reanta saat proses produksi berlangsung akhirnya kian meningkat. Dukungan dari orang-orang terdekat masing-masing penggerak pun sedikit demi sedikit mulai berdatangan.
Passe’reanta yang sebagian besar dijalankan oleh ibu-ibu ini, kini mulai mendapat dukungan yang sangat mereka butuhkan sebelum-sebelumnya. Dukungan ini datang dari keluarga, terutama izin dan dukungan dari suami mereka.
Selain itu, secara sosial, kegiatan-kegiatan dan apa yang dihasilkan oleh Passe’reanta juga dianggap cocok untuk kebutuhan orang-orang sekitar. Kelebihan atau sisa produksi VCO misalnya, itu bisa dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan minyak goreng di dapur.
Melihat ke Depan
Dengan beberapa hal yang membahagiakan tadi, Passe’reanta lalu merumuskan rencana-rencana jangka pendek dalam sebuah diskusi bersama. Rencana-rencana ini disusun untuk mendapat gambaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Meski telah melalui beberapa tahap yang berhasil sebelumnya, rencana ini tetap disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki Passe’reanta.
Dalam diskusi itu, setidaknya ada beberapa hal yang sangat diharapkan. Pertama, alat-alat produksi. Kedua, peningkatan produksi dan pemasaran. Ketiga, kerja sama antar penggerak makin baik, dan keempat, sertifikasi atau legalitas produk. Ke empat hal ini dianggap penting dalam waktu dekat ini karena beberapa alasan.
Alat-alat produksi misalnya, diperlukan untuk memudahkan kerja-kerja produksi yang akan dilakukan ke depannya. Sementara peningkatan produksi dan pemasaran diperlukan untuk mendorong peningkatan hasil produksi dan penghasilan organisasi, sehingga organisasi lambat laun sudah mampu membantu perekonomian penggerak-penggeraknya.
Kemudian, kerja sama antar penggerak diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan bersama sambil terus menjalin hubungan-hubungan yang baik di antara sesama penggerak. Dan, legalitas produk dalam bentuk sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) diharapkan dapat mendorong dua hal: produk yang makin dipercaya orang-orang dan peluang penjualan di luar Pulau Satangnga.
Dari situ, Passe’reanta mulai menentukan alat produksi yang dibutuhkan, di antaranya mesin parut kelapa, batu asah, penggiling daging, dan tabung gas. Untuk menghadirkan alat-alat produksi ini, Passe’reanta akan menggunakan kas organisasi yang diperoleh dari penjualan-penjualan sebelumnya.
Dalam meningkatkan produksi, langkah yang akan dilakukan adalah menambah jumlah bahan baku yang digunakan serta menambah penggerak atau keterlibatan penggerak. Dengan adanya kalender produksi, Passe’reanta juga akan meminimalisir kegagalan produksi dan meningkatkan keberhasilan produksi.
Sementara untuk meningkatkan pemasaran, penjualan akan dilakukan juga di luar Pulau Satangnga, seperti di Galesong. Kemudian, memanfaatkan teknologi juga jadi salah satu langkah yang ingin dilakukan, seperti memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan dan menjual produknya.
Untuk meningkatkan kerja sama penggerak, Passe’reanta akan memulainya dengan pertemuan-pertemuan rutin. Dengan pertemuan-pertemuan ini komunikasi dapat terus terjalin sehingga mendorong proses kerja sama yang lebih baik.
Terakhir, dengan adanya surat atau sertifikasi PIRT, diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan orang-orang pada kualitas produk Passe’reanta sehingga tujuan-tujuan organisasinya pun dapat tercapai.
***