Selasa, 1 Juli 2025
No Result
View All Result
Cita Tanah Mahardika
  • Home
  • Cerita dari Kampung
  • Kajian
  • Aktivitas
    • Pendidikan Kritis
    • Pengorganisasian
    • Riset
      • Analisis
      • Publikasi
  • Produk Komunitas
  • About Us
  • Contact Us
  • Login
en English id Indonesian
No Result
View All Result
  • Home
  • Cerita dari Kampung
  • Kajian
  • Aktivitas
    • Pendidikan Kritis
    • Pengorganisasian
    • Riset
      • Analisis
      • Publikasi
  • Produk Komunitas
  • About Us
  • Contact Us
  • Login
Cita Tanah Mahardika
  • Esai Foto, Pengorganisasian
Jagad Samudera; Belajar dan Tumbuh untuk Menjaga Kampung, Pulau dan Laut
  • Penulis:
  • Imamul Hak
  • -  24 Oktober 2023
Foto
Foto 1
Foto 3
Foto 4
Dibaca Normal 4 menit
A A
Print Friendly, PDF & Email

“Melihat ke masa lalu hendaknya hanya menjadi sarana untuk memahami lebih jelas apa dan siapa mereka agar bisa lebih bijak membangun masa depan.”

Paulo Freire, Pendidikan Kaum Tertindas

Jagad Samudera terbentuk pada akhir tahun 2022, kemudian menamakan dirinya sebagai “Kelompok Masyarakat Pengawas” (Pokmaswas) di Pulau Satangnga, Desa Mattiro Baji, Kec. Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar. Sebagai organisasi rakyat, ‘Jagad Samudera’, belajar dan tumbuh melalui beberapa pertemuan-pertemuan kampung dan diskusi reflektif yang menuturkan kegelisahan dimulai dari diri sendiri baik sebagai; nelayan tangkap, suami, orang tua, dan juga perasaan bersama sebagai warga–sebagai orang-orang biasa di Pulau Satangnga.

Jagad Samudera merupakan wadah bersama untuk menata kembali lalu mewujudkan suatu mimpi di masa yang akan datang, cita-cita yang sebisa mungkin untuk bisa dicapai secara bersama-sama. Yang tertulis di sini merupakan usaha dan langkah kecil para penggerak Jagad Samudera untuk memulai membumikan cita-cita tersebut.

Dalam tiga puluh tahun ke depan. Kami hidup di Pulau Satangnga yang memiliki lingkungan alam yang hijau, terumbu karang yang sehat, serta tidak ada penambang pasir dan penggunaan alat tangkap yang merusak.

Kami akan hidup makmur dengan memiliki usaha bersama, punya kesadaran atas lingkungan dan menjaga hubungan baik antara warga dan pemerintah setempat dalam menjaga Pulau Satangnga untuk kebaikan anak cucu kami.

(Visi Jagad Samudera)

Meski terbilang baru terbentuk, Jagad Samudera yang keseluruhan penggeraknya adalah nelayan tangkap, aktif melakukan kegiatan-kegiatan pengawasan dan aksi pemulihan lingkungan di sela-sela rutinitas menangkap ikan sebagai sumber penghidupan utamanya. Selama hampir setahun ini, kegiatan-kegiatan Jagad Samudera telah melakukan pengawasan dengan cara patroli di wilayah sekitaran pulau. Melakukan aksi pemulihan lingkungan dengan menanam bibit Bakau untuk mencegah abrasi, bersih-bersih kampung, dan pertemuan rutin para anggota.

Foto 5
Aktivitas patroli di sekitar Pulau Satangnga. (Jagad Samudera)

Sejauh ini, Jagad Samudera mengarahkan kegiatannya pada pengawasan dan menjaga lingkungan. Aktivitas pengawasan laut dilakukan dengan berpatroli di sekitaran wilayah tangkap dan pulau. Atau akan bertindak berdasarkan informasi atau pantauan para nelayan ketika terjadi tindakan-tindakan menangkap ikan dengan cara-cara yang merusak di sekitar lingkungan mereka.

Foto 6
Kunjungan sosialisasi CDK Mamminasata di Pulau Satangnga pada bulan Maret 2023. (Jagad Samudera)

Dengan kata lain, kegiatan pengawasan masih dilakukan secara hati-hati dan penuh perhitungan. Hal itu disebabkan oleh kewenangan Pokmaswas yang hanya boleh melaporkan tindakan atau aktivitas penangkapan hasil laut ilegal kepada pihak yang lebih berwenang, dalam hal ini Cabang Dinas Kelautan (CDK) Mamminasata. Yang sekaligus juga menjadi mitra kerja Jagad Samudera sebagai Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).

Menjaga Lingkungan Kampung, Laut dan Pesisir

Pada pertengahan bulan Mei tahun 2023 lalu, Jagad Samudra melakukan penanaman bibit Bakau sebagai bentuk aksi pemulihan lingkungan pesisir dan laut. Penanaman Bakau ini dilakukan atas dukungan dari Dinas Kelautan & Perikanan Prov. Sulawesi Selatan – CDK Mamminasata dan Lembaga Nipah Indonesia, khususnya untuk pengadaan bibit Bakau. Aksi penanaman bibit ini dilakukan oleh para penggerak Jagad Samudera di sebelah barat Pulau Satangnga.

“Salah satu tujuan penanaman bibit bakau ini untuk tujuan mencegah abrasi pantai dan menjadi penghalang ombak yang mengarah ke pulau,” kata Daeng Tika selaku Ketua Jagad Samudera.

Foto 7
Foto bersama setelah penanaman bibit Bakau oleh Jagad Samudera dan warga Satangnga. (Jagad Samudera)

Para penggerak Jagad Samudera yang akan melakukan penanaman berkumpul mengabadikan momen sebelum menanam bibit Bakau melalui foto bersama. Terpampang di belakang mereka, papan spanduk “peringatan” tentang pelarangan menebang dan merusak Bakau sesuai Undang-Undang tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K).

Foto 8
 (Jagad Samudera)
Foto
Proses penancapan patok batas dan patok penyangga bibit Bakau. (Jagad Samudera)

Setelah tiba di area penanaman, mereka membuat patok-patok batas lokasi penanaman dengan kayu lalu dikaitkan menggunakan tali plastik semacam pagar pembatas yang menandakan area pembibitan Bakau. Kemudian masing-masing orang memegang bibit yang siap untuk ditanam.

Foto
Proses penancapan patok penyangga bibit bakau. (Jagad Samudera)

Bibit Bakau yang ditanam sejumlah 30.000 batang yang kemudian ditanam di area pantai seluas 50 x 100 m2, tiap-tiap lubang masing-masing ditanami 3 buah bibit Bakau dengan jarak antar lubang sekitar 30 cm.  Di setiap lubang tanam ditandai dengan bilah bambu setinggi 30-40 cm, setiap orang yang terlibat bekerja dengan semangat meski di bawah terik matahari.

Foto
Penggerak Jagad Samudra menyiapkan bilah bambu. (Jagad Samudera)

Sesekali mereka istirahat dengan berteduh di bawah rindang pohon Bakau tua sambil mengobrol santai. Setelah melakukan penanaman, menjelang sore mereka kembali ke pulau. Pada hari itu, tidak semua bibit bakau bisa ditanam, akan dilanjutkan pada hari berikutnya.

Foto
Pemeriksaan bibit bakau. (Jagad Samudera)

Tampak Daeng Tika melakukan pemeriksaan terhadap bibit bakau yang sudah ditanam, sembari memperbaiki letak bibit yang tidak tepat posisinya sambil menganti bibit yang rusak. Menurut Daeng Tika, waktu penanaman dilakukan sebanyak 3 kali dalam rentang waktu 10 hari, mengikuti kondisi pasangnya-surutnya air laut di area penanaman.

Foto
Pengecekan bibit bakau yang telah ditanam dan penancapan bilah bambu. (Jagad Samudera)

Pada aksi penanaman selanjutnya, para penggerak Jagad Samudera ditemani oleh para pemuda pegiat Cita Tanah Mahardika yang rutin mendatangi Pulau Satangnga untuk belajar bersama masyarakat. Daeng Tika, Daeng Rani, Daeng Sikki dan lainnya mengajari para pemuda cara menanam bibit Bakau sambil praktik langsung. Cita Tanah Mahardika sendiri merupakan lembaga mitra belajar Jagad Samudera, bersama dengan organisasi perempuan “Passe’reanta” yang juga ada di Pulau Satangnga.

Foto 14
Nanak-anak para penggerak Jagad Samudera di lokasi penanaman bibit Bakau. (Jagad Samudera)

Anak-anak dari para penggerak Jagad Samudera yang ikut menamani proses pemantauan bibit Bakau tampak ikut berkeliling untuk melihat dari dekat kondisi bibit bakau yang sudah mulai berbunga.

Pemantauan rutin dan berkala dilakukan penggerak Jagad Samudera untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan bibit Bakau. Foto-foto ini merupakan hasil pemantauan terakhir pada pertengahan bulan September 2023.

“Itu bibit kalau ditanam langsung tanpa kantong polybag akan lebih kuat, karena kalau pakai kantong polybag ditanam akan rubuh kalau diterjang ombak,” kata Daeng Sikki.

Foto 15
Pemantauan di lokasi penanaman bibit Bakau. (Jagad Samudera)

Daeng Rani, Daeng Sitaba dan Daeng Jarung yang melakukan pemantauan ke lokasi penanaman bibit Bakau yang sudah berumur sekitar 5 bulan.

Foto 16
Pertumbuhan bibit bakau dalam beberapa bulan terakhir. (Jagad Samudera)

Kondisi hamparan bibit Bakau yang sudah berumur 5 bulan yang telah berbunga dan terlihat sehat karena berdiri tegak.

“Tapi kalau musim barat datang yang perlu diwaspadai itu kiriman sampah dan kayu yang bisa merusak bibit, makanya perlu untuk ditambahkan pelindungnya,” ungkap Daeng Tika.

Foto 17
(Jagad Samudera)
Foto 18
Hamparan bakau yang telah berumur 5 bulan. (Jagad Samudera)

***

  • Baca juga tulisan menarik lainnya dari
  • Imamul Hak
  • atau artikel terkait
  • Esai Foto, Pengorganisasian
  • (citatanahmahardika.org)
Tag Jagad SamudraKampungKepulauan TanakekeLautMattiro BajiOrganisasi RakyatPengorganisasianPulau SatangngaTakalar
Sebelumnya

Organisasi Perempuan Mengelola Produksi Skala Rumahan: Pengalaman Passe’reanta

Berikutnya

Praktik Belajar Riset dengan Metode Survei Mendengar; Suatu Refleksi

  • Esai Foto, Pengorganisasian

Jagad Samudera; Belajar dan Tumbuh untuk Menjaga Kampung, Pulau dan Laut

  • Penulis:
  • Imamul Hak
  • -  24 Oktober 2023
Foto
Foto 1
Foto 3
Foto 4
Dibaca Normal 4 menit
A A

“Melihat ke masa lalu hendaknya hanya menjadi sarana untuk memahami lebih jelas apa dan siapa mereka agar bisa lebih bijak membangun masa depan.”

Paulo Freire, Pendidikan Kaum Tertindas

Jagad Samudera terbentuk pada akhir tahun 2022, kemudian menamakan dirinya sebagai “Kelompok Masyarakat Pengawas” (Pokmaswas) di Pulau Satangnga, Desa Mattiro Baji, Kec. Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar. Sebagai organisasi rakyat, ‘Jagad Samudera’, belajar dan tumbuh melalui beberapa pertemuan-pertemuan kampung dan diskusi reflektif yang menuturkan kegelisahan dimulai dari diri sendiri baik sebagai; nelayan tangkap, suami, orang tua, dan juga perasaan bersama sebagai warga–sebagai orang-orang biasa di Pulau Satangnga.

Jagad Samudera merupakan wadah bersama untuk menata kembali lalu mewujudkan suatu mimpi di masa yang akan datang, cita-cita yang sebisa mungkin untuk bisa dicapai secara bersama-sama. Yang tertulis di sini merupakan usaha dan langkah kecil para penggerak Jagad Samudera untuk memulai membumikan cita-cita tersebut.

Dalam tiga puluh tahun ke depan. Kami hidup di Pulau Satangnga yang memiliki lingkungan alam yang hijau, terumbu karang yang sehat, serta tidak ada penambang pasir dan penggunaan alat tangkap yang merusak.

Kami akan hidup makmur dengan memiliki usaha bersama, punya kesadaran atas lingkungan dan menjaga hubungan baik antara warga dan pemerintah setempat dalam menjaga Pulau Satangnga untuk kebaikan anak cucu kami.

(Visi Jagad Samudera)

Meski terbilang baru terbentuk, Jagad Samudera yang keseluruhan penggeraknya adalah nelayan tangkap, aktif melakukan kegiatan-kegiatan pengawasan dan aksi pemulihan lingkungan di sela-sela rutinitas menangkap ikan sebagai sumber penghidupan utamanya. Selama hampir setahun ini, kegiatan-kegiatan Jagad Samudera telah melakukan pengawasan dengan cara patroli di wilayah sekitaran pulau. Melakukan aksi pemulihan lingkungan dengan menanam bibit Bakau untuk mencegah abrasi, bersih-bersih kampung, dan pertemuan rutin para anggota.

Foto 5
Aktivitas patroli di sekitar Pulau Satangnga. (Jagad Samudera)

Sejauh ini, Jagad Samudera mengarahkan kegiatannya pada pengawasan dan menjaga lingkungan. Aktivitas pengawasan laut dilakukan dengan berpatroli di sekitaran wilayah tangkap dan pulau. Atau akan bertindak berdasarkan informasi atau pantauan para nelayan ketika terjadi tindakan-tindakan menangkap ikan dengan cara-cara yang merusak di sekitar lingkungan mereka.

Foto 6
Kunjungan sosialisasi CDK Mamminasata di Pulau Satangnga pada bulan Maret 2023. (Jagad Samudera)

Dengan kata lain, kegiatan pengawasan masih dilakukan secara hati-hati dan penuh perhitungan. Hal itu disebabkan oleh kewenangan Pokmaswas yang hanya boleh melaporkan tindakan atau aktivitas penangkapan hasil laut ilegal kepada pihak yang lebih berwenang, dalam hal ini Cabang Dinas Kelautan (CDK) Mamminasata. Yang sekaligus juga menjadi mitra kerja Jagad Samudera sebagai Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).

Menjaga Lingkungan Kampung, Laut dan Pesisir

Pada pertengahan bulan Mei tahun 2023 lalu, Jagad Samudra melakukan penanaman bibit Bakau sebagai bentuk aksi pemulihan lingkungan pesisir dan laut. Penanaman Bakau ini dilakukan atas dukungan dari Dinas Kelautan & Perikanan Prov. Sulawesi Selatan – CDK Mamminasata dan Lembaga Nipah Indonesia, khususnya untuk pengadaan bibit Bakau. Aksi penanaman bibit ini dilakukan oleh para penggerak Jagad Samudera di sebelah barat Pulau Satangnga.

“Salah satu tujuan penanaman bibit bakau ini untuk tujuan mencegah abrasi pantai dan menjadi penghalang ombak yang mengarah ke pulau,” kata Daeng Tika selaku Ketua Jagad Samudera.

Foto 7
Foto bersama setelah penanaman bibit Bakau oleh Jagad Samudera dan warga Satangnga. (Jagad Samudera)

Para penggerak Jagad Samudera yang akan melakukan penanaman berkumpul mengabadikan momen sebelum menanam bibit Bakau melalui foto bersama. Terpampang di belakang mereka, papan spanduk “peringatan” tentang pelarangan menebang dan merusak Bakau sesuai Undang-Undang tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K).

Foto 8
 (Jagad Samudera)
Foto
Proses penancapan patok batas dan patok penyangga bibit Bakau. (Jagad Samudera)

Setelah tiba di area penanaman, mereka membuat patok-patok batas lokasi penanaman dengan kayu lalu dikaitkan menggunakan tali plastik semacam pagar pembatas yang menandakan area pembibitan Bakau. Kemudian masing-masing orang memegang bibit yang siap untuk ditanam.

Foto
Proses penancapan patok penyangga bibit bakau. (Jagad Samudera)

Bibit Bakau yang ditanam sejumlah 30.000 batang yang kemudian ditanam di area pantai seluas 50 x 100 m2, tiap-tiap lubang masing-masing ditanami 3 buah bibit Bakau dengan jarak antar lubang sekitar 30 cm.  Di setiap lubang tanam ditandai dengan bilah bambu setinggi 30-40 cm, setiap orang yang terlibat bekerja dengan semangat meski di bawah terik matahari.

Foto
Penggerak Jagad Samudra menyiapkan bilah bambu. (Jagad Samudera)

Sesekali mereka istirahat dengan berteduh di bawah rindang pohon Bakau tua sambil mengobrol santai. Setelah melakukan penanaman, menjelang sore mereka kembali ke pulau. Pada hari itu, tidak semua bibit bakau bisa ditanam, akan dilanjutkan pada hari berikutnya.

Foto
Pemeriksaan bibit bakau. (Jagad Samudera)

Tampak Daeng Tika melakukan pemeriksaan terhadap bibit bakau yang sudah ditanam, sembari memperbaiki letak bibit yang tidak tepat posisinya sambil menganti bibit yang rusak. Menurut Daeng Tika, waktu penanaman dilakukan sebanyak 3 kali dalam rentang waktu 10 hari, mengikuti kondisi pasangnya-surutnya air laut di area penanaman.

Foto
Pengecekan bibit bakau yang telah ditanam dan penancapan bilah bambu. (Jagad Samudera)

Pada aksi penanaman selanjutnya, para penggerak Jagad Samudera ditemani oleh para pemuda pegiat Cita Tanah Mahardika yang rutin mendatangi Pulau Satangnga untuk belajar bersama masyarakat. Daeng Tika, Daeng Rani, Daeng Sikki dan lainnya mengajari para pemuda cara menanam bibit Bakau sambil praktik langsung. Cita Tanah Mahardika sendiri merupakan lembaga mitra belajar Jagad Samudera, bersama dengan organisasi perempuan “Passe’reanta” yang juga ada di Pulau Satangnga.

Foto 14
Nanak-anak para penggerak Jagad Samudera di lokasi penanaman bibit Bakau. (Jagad Samudera)

Anak-anak dari para penggerak Jagad Samudera yang ikut menamani proses pemantauan bibit Bakau tampak ikut berkeliling untuk melihat dari dekat kondisi bibit bakau yang sudah mulai berbunga.

Pemantauan rutin dan berkala dilakukan penggerak Jagad Samudera untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan bibit Bakau. Foto-foto ini merupakan hasil pemantauan terakhir pada pertengahan bulan September 2023.

“Itu bibit kalau ditanam langsung tanpa kantong polybag akan lebih kuat, karena kalau pakai kantong polybag ditanam akan rubuh kalau diterjang ombak,” kata Daeng Sikki.

Foto 15
Pemantauan di lokasi penanaman bibit Bakau. (Jagad Samudera)

Daeng Rani, Daeng Sitaba dan Daeng Jarung yang melakukan pemantauan ke lokasi penanaman bibit Bakau yang sudah berumur sekitar 5 bulan.

Foto 16
Pertumbuhan bibit bakau dalam beberapa bulan terakhir. (Jagad Samudera)

Kondisi hamparan bibit Bakau yang sudah berumur 5 bulan yang telah berbunga dan terlihat sehat karena berdiri tegak.

“Tapi kalau musim barat datang yang perlu diwaspadai itu kiriman sampah dan kayu yang bisa merusak bibit, makanya perlu untuk ditambahkan pelindungnya,” ungkap Daeng Tika.

Foto 17
(Jagad Samudera)
Foto 18
Hamparan bakau yang telah berumur 5 bulan. (Jagad Samudera)

***

  • Baca juga tulisan menarik lainnya dari
  • Imamul Hak
  • atau artikel terkait
  • Esai Foto, Pengorganisasian
  • (citatanahmahardika.org)
Tag Jagad SamudraKampungKepulauan TanakekeLautMattiro BajiOrganisasi RakyatPengorganisasianPulau SatangngaTakalar
Sebelumnya

Organisasi Perempuan Mengelola Produksi Skala Rumahan: Pengalaman Passe’reanta

Berikutnya

Praktik Belajar Riset dengan Metode Survei Mendengar; Suatu Refleksi

Terkait Lainnya

Cuplikan layar nelayan Bajo di film Salt in Their Veins (Rita Hencke)

Film ‘Garam di dalam Nadi Mereka’: Emosi Orang Bajo dan Nelayan Tradisional

27 April 2025
Sampul Novel Yang Tersisa dari yang Tersisa karya Nurhady Sirimorok. (Sumber gambar: www.blibli.com)

Karya Sastra yang Memotret Kehidupan Masyarakat Perdesaan

9 April 2025
Salah satu sesi belajar dalam Training for Transformation (TFT) in Practice di Tombolo Pao pada tahun 2023 lalu. (Arsip Cita Tanah Mahardika)

Cerita Tiga Babak: Sebuah Catatan Refleksi Personal

15 Maret 2025
Ibu-ibu Passe'reanta, warga satangnga  dan pemudi-pemudi Bauluang yang turut serta dalam pelatihan merajut di Pulau Satangnga yang difasilitasi oleh Artani Bulk Store. (Cita Tanah Mahardika/ Saenal S.)

Pelatihan Merajut: dari Pelatihan Teknis ke Pengorganisiran (Bagian 1)

31 Januari 2025
Suasana perayaan Maudu'. Warga Bauluang tengah menata posisi julung-julung dalam rangkaian prosesi Maudu'. (Cita Tanah Mahardika/ Saleh)

Maudu’:  Semangat Kebersamaan di Pulau Bauluang

28 Januari 2025
Proses belajar bersama Kebun Tetangga dan Komunitas Kampung  yang difasilitasi oleh Syukron, (Cita Tanah Mahardika/Suherman)

Komunitas Pulau Satangnga ke Kebun Tetangga dan Artani Bulk Store: Apa yang Bisa Dipelajari?

1 Januari 2025
Berikutnya
Img 20231028

Praktik Belajar Riset dengan Metode Survei Mendengar; Suatu Refleksi

Img 20231103

Mengurus PIRT; Catatan Refleksi Pendampingan

Img 20231031

Passe’reanta, Proses Belajar dan Produksi yang Jalan Beriringan

Cita Tanah Mahardika merupakan organisasi masyarakat sipil berbentuk Perkumpulan dan bersifat non-profit (nirlaba) yang dibentuk dengan kesadaran akan pentingnya membangun suatu gerakan sosial yang dipadu dengan; riset, pengorganisasian, dan pendidikan kritis untuk mendorong proses transformasi sosial...selengkapnya
  • info@citatanahmahardika.org
  • About Us
  • Mitra dan Jejaring
  • Tim Kami
  • Tim Redaksi
  • Contact Us
Cita Tanah Mahardika merupakan organisasi masyarakat sipil berbentuk Perkumpulan dan bersifat non-profit (nirlaba) yang dibentuk dengan kesadaran akan pentingnya membangun suatu gerakan sosial yang dipadu dengan; riset, pengorganisasian, dan pendidikan kritis untuk mendorong proses transformasi sosial...selengkapnya
  • info@citatanahmahardika.org
  • About Us
  • Mitra dan Jejaring
  • Tim Kami
  • Tim Redaksi
  • Contact Us
© 2023 - citatanahmahardika.org. All Rights Reserved.
No Result
View All Result
en English id Indonesian
  • Home
  • Cerita dari Kampung
  • Kajian
  • Aktivitas
    • Pendidikan Kritis
    • Pengorganisasian
    • Riset
      • Analisis
      • Publikasi
  • Produk Komunitas
  • About Us
  • Contact Us
  • Login